Sabtu, 22 Juni 2019

Surat Terakhir Untukmu Sebelum Kematianku

Selamat malam pengarang senyumku, malam ini aku masih tersenyum kok namun sekaligus tengah menyeduh air mata di secangkir khawatirku. Kau tahu kenapa? Di sini aku sedang dipaksa mengemasi banyak hal termasuk birama denyut nadiku.

Selamat malam pengawet rinduku, malam ini mataku sukar terpejam, sekujur tubuhku terasa beku namun sialnya adalah memikirkanmu darahku selalu menggebu. Kau tahu kenapa? Di sini aku sedang begitu merindukan banyak hal termasuk sepatah kata darimu.

Selamat malam penggiat hatiku, malam ini ingin rasanya aku bisa sebentar saja terlelap dengan tenang dipelukanmu, tapi sayangnya kau sedang sangat sibuk ya, sehingga banyak pesan singkatku yang berbaris panjang mengantre. Mereka tengah menunggu-nunggu di baca olehmu.

Kepada kamu yang biasanya membuka pesanku ketika sudah mulai reda ramai dihatimu, selamat malam saja untukmu. O iya ingat selalu pesanku.

"Jangan pernah sia-siakan kasih sayang mereka yang sudah begitu tulus mengkhawatirkanmu."

" Sekali-kali jangan ya..."

"Hmmm..udah dulu ya, jari-jariku mulai kelu." Aku pamit.

-----

(Pemuja Sunyi)